Tahun 1990, sebuah manga berjudul Gunnm, terbit dari tangan penulisnya Yukito Kishiro.
Manga ini bercerita mengenai cyborg dengan teknologi yang sudah lama hilang dan bahkan dianggap punah, ditemukan oleh Ido pada tempat pembuangan sampah, dalam bentuk kepala dan pundak. Otak di dalam kepala masih hidup, dan ia membawanya pulang untuk membangunnya kembali.
Dari sini kemudian ide cerita semakin berkembang sehingga membuat adanya cerita spin off , serta saat memasuki negara Amerika dengan judul OVA menarik minat banyak penggemar manga disana.
Tak disangka karena serial manga ini amat sukses , pembuat film visioner James Cameron (Avatar) dan Robert Rodriguez (Sin City) memutuskan untuk membuat manga ini dalam sebuah film layar lebar dengan judul Alita:Battle Angel , serta dijadwalkan untuk tayang di Indonesia lebih awal yaitu tanggal 5 Februari 2019.
James Cameron terkenal dengan filmnya Avatar, sedangkan Robert Rodriguez terkenal dengan filmnya Sin City, sehingga saat kedua orang pembuat film ini memutuskan untuk saling bekerja sama membuat film ini. Hasilnya sangat ditunggu-tunggu oleh banyak penonton di seluruh penjuru dunia.
James Cameron sendiri dalam jumpa persnya beberapa waktu yang lampau, menyampaikan bahwa pembuatan film Alita adalah harapan dan cita-citanya sejak awal, namun sayangnya saat itu belum ada teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan pembuatan film ini, sehingga impiannya terpaksa ditunda, terlebih dengan kesibukannya menggarap film Avatar . Saat Avatar terbukti sukses , seolah membuka kesempatan untuk kembali mewujudkan impiannya membuat film Alita dan kemudian impiannya seolah terjawab, saat bertemu dengan Robert Rodriguez dan pemeran Alita , Rosa Salazar (Maze Runner)
Indonesia adalah salah satu negara pendukung industri kreatif, dengan banyaknya bioskop yang dibat khusus dengan teknologi yang sangat mendukung pemutaran film ini, mendapat kesempatan untuk memutarnya lebih awal.
Saat pemutaran screening bersama media dan komunitas-komunitas, kami dipersilahkan untuk menonton di bioskop dengan teknologi imax dan 3D, sehingga pemutaran film ini sangat menarik dan luar biasa canggihnya.
Di sepanjang pemutaran film, tak berdaya kami semua menyaksikan keindahan animasi dan teknik CGI yang dituangkan dengan sangat apik dan tak kadang membawa perasaan dan emosi penontonnya.
Tepuk tangan terdengar dan sangat menariknya adalah, saat salah seorang penonton yang kebetulan duduk dekat saya, terhanyut akan jalan cerita.
Hampir sepanjang film, ikut mengomentari setiap adegan aksi yang dilakukan Alita. Mengomel saat adegan curang yang dilakukan terhadap Alita terjadi dan terdengar mengeluh sedih , saat adegan yang menyentuh perasaan diputar pada layar.
Saya jarang sekali menemukan penonton, usia dewasa yang sampai terhanyut sebegitu dalam akan sebuah tontonan film semodel Alita.
Bahkan teman-teman komunitas yang berdandan ala cosplay sekalipun, juga biasanya tidak sampai sehanyut ini, terbawa saat menonton film.
Mungkinkah ini efek dari 3D ?
Wah, jika begitu…
Nampaknya bagi pencinta film , patut dicoba untuk menonton film ini, di teknologi yang mensupport imax dan 3D
Namun baiknya , saksikan terlebih dahulu trailer berikuti ini
“Kami berharap kami telah menciptakan pengalaman baru untuk penonton, yang memungkinkan Anda mengalami sensasi film lagi. ”
Jon Landau
Nampaknya harapan produser Alita, Jon Landau kali ini terwujud.
Sehabis menonton film, banyak pujian mengalir. Jalan cerita memang biasa dan khas remaja, karena ada adegan romansanya .
Namun karakter Alita sendiri amat menonjol dan membuat penontonnya langsung seketika menyukainya.
Kepolosannya di awal saat terbangun hingga saat menyadari siapa dirinya, terbangun dengan sangat apik, seolah mengingatkan saya akan saat proses pembangunan karakter di film Avatar.
Apabila ada peribahasa yang mengatakan , mata adalah jendela dunia. Maka kita dapat menyaksikan keadaan di “Iron City” melalui matanya.
Perubahan karakter dari lugu hingga menjadi satria, tersirat indah dan tegas pula melalui sorot matanya.
James Cameron sendiri terlihat apik menampilkan gambaran kehidupan cyborg di “Iron City” , kita pun dibuat mengalami memasuki dunia imajinasi , di mana bagian-bagian tubuh sibernetik secara rutin menyatu dengan tubuh dan otak manusia dengan segala ragam bentuk, ukuran, dan kemampuan.
Bahkan pesona kota yang terbangun di antara puing-puing bekas peperangan besar, humor khas, kekejian dan keangkuhan manusia, yang tinggal di ” Iron City ” , tergambarkan dengan manis.
Hal ini tentunya tak lepas dari sentuhan tangan dingin Robert Rodriguez , yang mengerjakan semua dengan teknologi Cameron, Lightstorm dan Weta ( Avatar ) — sistem penangkap kinerja wajah, sistem Simulcam untuk melapiskan karakter digital ke aktor secara real-time, sistem Kamera 3D Fusion dan banyak lagi.
Semua membuat penonton, terutama saya, memasuki dunia baru dalam sebuah industri kreatif perfilman.
Hingga hanya satu kalimat yang saya ucapkan, “wajib ditonton”
Sutradarai : Robert Rodriguez
Diproduksi :James Cameron, Jon Landau
Skenario: James Cameron, Laeta Kalogridis
Berdasarkan pada Gunnm oleh Yukito Kishiro
Dibintangi: Rosa Salazar, Christoph Waltz, Jennifer Connelly, Ali Mahershala, Ed Skrein, Jackie Earle Haley
Keean Johnson
Musik :Tom Holkenborg
Sinematografi :Stephen E. Rivkin
Distributor : 20th Century Fox