Other
Film Other (atau kadang ditulis The Other) membuka ceritanya lewat tragedi di sebuah kota kecil: seorang remaja hilang dan ditemukan tewas dengan wajah rusak parah.
Dari poin of view ini , sutradara David Moreau menenun kisah penuh teror, misteri, dan trauma keluarga yang membekas.
Alice (diperankan dengan intens oleh Olga Kurylenko) kembali ke kota masa kecilnya setelah ibunya meninggal dalam peristiwa berdarah. Tapi kepulangannya justru membuka kembali luka lama dan misteri baru. Suara-suara aneh, bayangan yang tak wajar, dan kehadiran makhluk misterius membuat Alice terjebak dalam rumah peninggalan ibunya — seolah tak bisa keluar dari masa lalu.
Trailer
Ketegangan yang Makin Menekan
David Moreau, yang sebelumnya dikenal lewat Them (Ils) dan The Eye, kembali menunjukkan keahliannya membangun atmosfer menegangkan.
Other bukan tipe film horor dengan jumpscare murahan — justru tekanan psikologis dan suasana muram kota kecilnya yang bikin penonton terus menahan napas.
Ketegangan makin naik di pertengahan film ketika Alice mulai menyadari bahwa ancaman itu tak hanya supranatural, tapi juga bisa jadi refleksi dari rasa bersalah dan trauma masa lalunya.
Meski begitu, film ini tidak sepenuhnya solid.
Beberapa plot hole terasa mengganggu, terutama soal asal-usul makhluk misterius dan kaitannya dengan tragedi masa lalu. Namun Moreau cukup pintar untuk menutupinya lewat pacing yang ketat dan atmosfer yang mencekam.
Akting & Karakter: Olga Kurylenko Kembali ke Akar Dramatisnya
Olga Kurylenko tampil meyakinkan sebagai Alice — seorang perempuan yang berjuang antara logika dan ketakutan. Ia berhasil membawa emosi campur aduk: kehilangan, ketakutan, dan trauma masa kecil.
Chemistry-nya dengan sang kekasih (yang ikut datang ke kota dan terjebak dalam misteri yang sama) menambah dimensi emosional, meskipun subplot romantisnya tidak terlalu kuat.
Karakter sang ibu, meskipun hanya muncul lewat flashback, menjadi elemen penting yang memicu konflik batin Alice — sekaligus menjelaskan sisi psychological thriller dari film ini.
Sinematografi & Suara: Gelap, Lembap, dan Efektif
Sinematografi Other terasa sekali kuat di cahaya redup, tone kebiruan, dan framing sempit menambah sensasi terperangkap.
Rumah tua tempat sebagian besar film berlangsung digarap detail — penuh bayangan, suara berderak, dan lorong yang terasa seperti hidup.
Sound design-nya intens tanpa berlebihan: detak jam, langkah kaki samar, hingga desahan napas di balik pintu — semua bekerja menambah kecemasan.
Sebagai film psychological horror, Other berhasil menggugah rasa ingin tahu penonton. Ia menekan emosi lewat suasana, bukan hanya adegan sadis.
Namun, narasi yang sedikit timpang dan penjelasan yang setengah matang di bagian akhir bisa membuat sebagian penonton merasa kehilangan arah.
Meskipun begitu, Other tetap layak tonton untuk penggemar thriller misteri ala The Babadook atau Hereditary — film yang lebih peduli pada luka psikologis ketimbang sekadar menakuti.
Film yang ditulis oleh sang sutradara bersama Jon Goldman ini pertama kali tayang di Perancis pada 9 Juli 2025. Selain memberikan ketegangan dari adegan mengerikan, film ini pun memberikan suguhan drama tentang hubungan ibu dan anak yang tidak harmonis. Alice diingatkan betapa berat dan pedihnya kehidupan masa lalunya dengan kekangan dari ibunya yang menjadikan Alice sebagai obsesi sang ibu.
FaraH dan Nuty






































