Banyak yang tidak begitu memperhatikan mengenai kehidupan hewan liar di negaranya, terlebih-lebih jika ada di negara lain.
Mungkin selintas membacanya dari sebuah berita di sosial media , harian online maupun offline.
Namun perhatianpun segera hilang, tertimpa banyaknya berita ringan, menarik dan heboh lainnya.
Padahal sebuah pesan permintaan tolong sedang dilakukan, karena jika tidak ada yang bertindak, maka sekian puluh tahun ke depan, hewan-hewan liar ini, tidak akan ada lagi dan hanya diingat melalui gambar hingga bentuk figur dalam sebuah museum.
Film ini adalah teriakan permintaan tolong, akan waktu yang terus berlalu dengan cepat , saling berkejaran antara hidup atau punah.
Alur cerita ada di negara Afrika , tempat dimana banyak hewan-hewan liar berlarian dan hidup bebas dalam habitatnya.
Namun itu dahulu , sekarang semua sudah berubah.
Hewan-hewan harus hidup berdampingan dengan manusia, yang tanpa alasan yang jelas terkadang ingin menampilkan kegagahan mereka kepada semuanya melalui foto-foto maupun dokumentasi , akan sesuatu hal yang semu.
Hal inilah yang ditangkap oleh industri yang kemudian di legalkan ini.
Kembang biakan lah hewan-hewan liar ini, jika tiba saatnya , maka mereka akan dilepas di suatu area terbatas untuk sementara , area tersebut harus terlihat seperti dalam alam bebas yang buas , dahsyat dan mendebarkan, kemudian pembantaian pun dimulai.
Hewan-hewan liar yang dibiakkan dalam kandang dan telah terbiasa melihat manusia pun , tak menyangka, akan dibunuh dengan cara keji.
Hewan-hewan ini tak menganggap manusia yang berada di dekatnya sebagai sebuah ancaman, mereka tidak bersiap.
Hingga pembantaianpun di mulai, demi kesenangan dan kegagahan manusia , yang mungkin juga akan dilupakan sesaat kemudian.
Semua semu, namun jalan menuju kepunahan semakin mendekat bagi hewan-hewan ini.
https://youtu.be/oxuN6pVDCl0
Pesan inilah yang saya terima, saat menonton film Mia and The White Lion.
Akting para pemain ssangatlah menarik, terutama kedua anak-anak ini.
Masing-masing memiliki trauma dan sejalan dengan waktu, jawaban akan penyelesaian trauma tersebut terbuka dan mereka akhirnya memahami akan dunia di sekeliling mereka dan harus menghadapinya.
Adegan demi adegan , tertata apik dan menengangkan.
Pelarian yang dilakukan menimbulkan tanda tanya, akankah Mia selamat ataukah Mia menjadi santapan dari singa?
Mungkinkah Mia dapat menyelamatkan singa yang ia kenal dari bayi?
Sepanjang pemutaran film, mata penonton dimanjakan dengan keindahan alam di Afrika.
Sudut pengambilan gambar dari jarak dekat maupun jauh , hanya membuat penonton makin terkagum-kagum.
Namun pada akhir film, permintaan tolongpun kembali disuarakan. untuk mencegah punahnya hewan-hewan liar di Afrika.
Akankah film ini dapat membuat perubahan dan mengetuk hati nurani manusia yang menonton maupun mendengar mengenai hal ini?
Hanya waktulah yang dapat menjawabnya
Namun pada akhir film, permintaan tolongpun kembali disuarakan. untuk mencegah punahnya hewan-hewan liar di Afrika.
Akankah film ini dapat membuat perubahan dan mengetuk hati nurani manusia yang menonton maupun mendengar mengenai hal ini?
Hanya waktulah yang dapat menjawabnya
Sinopsis
Ketika keluarganya memutuskan untuk meninggalkan London untuk mengelola pertanian singa di Afrika. Mia merasa kesal dan berbuat ulah setiap hari di sekolah barunya. namun sesungguhnya Mia hanya merasa kesepian.
Semua berubah ketika singa putih yang cantik, Charlie, lahir.
Mia kembali menemukan kebahagiaan , kemudian mengembangkan ikatan khusus dengan Charlie.
Ketika Charlie mencapai usia tiga tahun, Mia mengungkap rahasia yang menyedihkan yang disembunyikan oleh ayahnya. Charlie akan menjadi korban selanjutnya dan Mia memutuskan untuk menyelamatkannya. Kedua sahabat itu melakukan perjalanan luar biasa melintasi sabana Afrika Selatan untuk mencari tempat perlindungan di mana Charlie bisa menjalani hidupnya dengan bebas.
Sutradara : Gilles de Maistre
Pemain : Daniah De Villiers ,Mélanie Laurent, Langley Kirkwood
Distributor: Studiocanal (France) Ledafilms Entertainment Group (United States)