Film Mudik (Homecoming) telah berkompetisi di 4 th International Film Festival Awards Macao (IFFAM) , yang berlangsung dari tanggal 5 Desember 2019 hingga 10 Desember 2019 serta CinemAsia Film Festival pada Maret 2020 lalu, mulai tanggal 28 Agustus 2020 sudah dapat ditonton melalui platform Mola TV
Film Mudik (Homecoming) ini ditulis sendiri naskahnya lalu kemudian disutradarai sendiri oleh Adriyanto Dewo , yang dikenal sebelumnya melalui Tabula Rasa, sebuah film dengan tema drama namun mengangkat isyu sosial yang ada di Indonesia.
Maka tentunya penonton juga mengharapkan hal yang paling tidak sama dengan film mudik ini, serta menunggu isyu sosial apa lagi yang hendak diangkat .
Mudik merupakan budaya lokal di Indonesia , yang dilakukan berulang setiap tahun sehingga menyebabkan hal ini menjadi sebuah ritual yang wajib dilakukan, jika tidak dilakukan akan terasa ada sesuatu yang hilang. Bahkan arti kata mudik sendiri memiliki pengertian / sinonim kembali atau rujuk. Kedua pengertian pemahaman ini memang menarik diambil oleh Adriyanto Dewo sebagai judul film ini, karena dari trailer dan synopsis film ini kita memang dibawa ke dalam ide cerita Aida (Putri Ayudya) dan suaminya Firman (Ibnu Jamil) yang sedang memiliki konflik dan memutuskan untuk mudik ke kampung halaman menjelang Lebaran.
Dalam periode perjalanan pengupasan konflik yang sedang mereka alami inilah, Aida dan Firman kembali dihadapi lagi dengan suatu permasalahan mendalam dan rupanya sering terjadi dalam setiap tahun, yaitu kecelakaan yang terjadi saat mudik.
Dari trailer , kita bisa meraba bahwa nampaknya Aida yang melakukan hal tersebut . Disini menjadi menarik, karena terlihat dari argumen demi argumen , terlihat ada permasalahan juga dalam hal berkomunikasi antara Aida dan Firman.
Timbul beberapa pertanyaan. Apakah karena konflik sebegitu parah hingga saat beradu argumentasi menyebabkan terjadinya kecelakaan? Apakah kecelakaan ini akhirnya menjadi ajang pemersatu pasangan ini? Apakah akhir cerita ini adalah akhir yang membahagiakan bagi kedua pasangan ini ?
Namun jika didengar dari alunan music yang mengiringi, terasa bernuansa thriller, terlebih ada dialog yang menyatakan mereka tidak bisa keluar dari desa jika belum menyelesaikan permasalahan. Trailer ini memang membuat rasa penasaran memuncak, terlebih lagi ada penampilan misterius dari Santi (Asmara Abigail) serta juga ada satu adegan saat Aida dan Santi saling berpelukan. Lalu apakah yang peran Santi disini pada konflik Aida dan Firman?
Naskah film yang berhasil memenangkan Script Room tahun 2016 ini memang menarik dan memiliki potensi melebar dan memberikan hasil yang berbeda dari pemikiran awal yang ditanamkan dari permulaan filml. Ambillah contoh film Tabula Rasa karya Adriyanto Dewo terdahulu yang “twist” nya terasa sangat unik namun manis.
Dari segi inilah, saat menonton screening film Mudik, terlihat bahwa memang penonton harus bersiap-siap kembali untuk menerima “twist” yang mengejutkan dan tak disangka-sangka , bahkan oleh Aida dan Firman sendiri.
Jadi ada faktor kejutan dua kali dalam film ini, pada diri pemeran dan pada diri penontonnya. Adriyanto Dewo berhasil memasukkan unsur kejutan ini dengan waktu yang sangat pas pada adegan.
Film ini cocok ditonton untuk pasangan yang sedang menghadapi konflik dalam rumah tangga dan juga yang sedang kangen mudik.
Kembali pujian dapat diberikan kepada Putri Ayudya yang berhasil menyampaikan pesan dan kegalauan seorang perempuan yang harus menghadapi kenyataan pahit dan akhirnya keberaniannya untuk memutuskan.
Juga ditampilkan di Cinemags